Sumbawa Besar | NTB, Selama 1 tahun terakhir ini, mencuat ke publik atas proses rekruitmen tenaga kerja pada Perusahaan Tambang Multinasional PT Aman Mineral Nusa Tenggara ( PT AMNT) maupun PT Aman Mineral Industri ( PT AMIN). Isu terhangat adalah penyerapan tenaga kerja yang akan ditempatkan di Smelter yang dibangun di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Kabupaten Sumbawa mempertanyakan keberpihakan manajemen PT AMIN terhadap sumberdaya manusia tenaga kerja yang ada di Kabupaten Sumbawa. Karena hingga saat ini, jumlah jatah tenaga kerja dari Kabupaten Sumbawa belum juga jelas. Atas hal tersebut menjadi perhatian Lembaga DPRD dan Ketua DPRD Kabupaten Sumbawa Abdul Rafiq. Baginya permasalahan ini tidak bisa dibuat main-main, menurutnya, Perlu diingatkan kembali bahwa konsesi terbesar dari PT AMMAN ini ada di Blok Dodo, Rinti dan Elang Kabupaten Sumbawa. Sehingga mau tidak mau suatu keharusan, Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa turut dilibatkan dalam proses rekrutmen apapun yang terkait dengan pembangunan yang menyentuh produksi yang ada di Dodo Rinti. Karena itu, sebagai iktikad yang baik dalam memajukan daerah dan masyarakat yang ada di Kabupaten Sumbawa, Pemda Sumbawa dan KSB harus bertemu, duduk bersama membahas hal ini. Demikian pointer pembicaraan dengan awak media Senin pagi (17/10/2022) di ruang kerja Ketua DPRD.
“Hal pokok dan prinsip ketika berbicara tentang smelter di KSB, erat kaitannya dengan Kabupaten Sumbawa. Sebab, ketika project PT AMNT dilanjutkan di kawasan Dodo Rinti di Sumbawa, tentu low material (bahan mentahnya) akan dibawa ke Smelter untuk diolah. Karenanya, dua daerah ini memiliki keterkaitan, sehingga tidak boleh dalam proses rekruitmen hanya memprioritaskan KSB, dan mengabaikan Kabupaten Sumbawa” Tegas Rafiq yang juga ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sumbawa ini.
Kemudian lanjut Rafiq, banyak hal yang bisa dibahas bila kedua Pemerintah Daerah ini bertemu, sebagaimana dahulu pernah bersama dalam sebuah perusahan konsorsium dalam membeli saham PT Newmont Nusa Tenggara sebelum dibeli oleh perusahaan Nasional PT AMNT.
Ketika manajemen dipegang oleh Nasional, kita tentu berharap keberpihakannya pada wilayah lingkar tambang yakni Kabupaten Sumbawa, karena sampai saat ini ekplorasi PT Aman Mineral Nusa Tenggara tengah mencapai proses akhir Eksplorasi sebelum masuk tahap Eksploitasi. semuanya terintegrasi tidak saja bicara hari ini yang masih berpusat di KSB sebagai sentra penghasil, tapi perlu diingatkan bahwa Kabupaten Sumbawa memiliki hak dalam proses rekruitmen tenaga kerja, Usaha jasa pertambangan dan seterusnya. Maka pada saat inilah penting sekali Manajemen PT AMIN Peka, respon dan peduli dengan potensi yang dimiliki Kabupaten Sumbawa. ” Ungkap Rafiq.
Kemudian lanjut Rafiq, hal itu semua bisa dibicarakan bersama oleh Pemda Sumbawa dan KSB serta manejemen PT AMNT maupun PT AMIN dan penting pula dari Pemerintah Provinsi NTB karena menyangkut dua Wilayah yang berbeda. Karena bagaimanapun ini menyangkut kepentingan bersama. Ketika pihak yang berkompeten bertemu dan berdiskusi, maka akan dapat membahas hal yang strategis bagi kabupaten Sumbawa maupun KSB dan Provinsi NTB seperti kejelasan tahapan yang dilalui dalam pembangunan Smelter, proses rekruitmen tenaga kerja berdasarkan bidang tenaga kerja yang dibutuhkan, hingga pemahaman kita dapat utuh.
Menurut Rafiq, dengan jelasnya sebuah informasi, maka potensi konflik juga dapat diminimalisir, oleh karenanya peran media juga perlu dilibatkan. Dalam memberikan informasi seluas-luasnya kepada masyarakat.
Terakhir kata Rafiq. Yang kita inginkan adalah adanya kemudahan dan keberpihakan kepada Kabupaten Sumbawa. Harus ada keadilan disini, karena potensi Dodo Rinti juga sangat besar kedepannya. Jangan sampai potensi besar itu tidak membawa dampak bagi kesejahteraan rakyat, masyarakat Sumbawa. Keberadaan tenaga kerja lokal harus dapat diberdayakan, jika ada yang kurang, bisa kita latih sehingga tidak ada lagi istilahnya tenaga lokal tidak kompetens. Saya yakini LLK di Kabupaten Sumbawa punya kemampuan untuk memfasilitasi kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan. Sehingga harapan bersama tenaga kerja lokal tidak sekedar menjadi penonton tapi menjadi pekerja ” Pungkas Rafiq (AM/Ruf)