Single News

Gempar Desak Warga Lantung-Lopok Bangkit! Tuntut Transparansi dan Keadilan dari Perusahaan Tambang SJR

Sumbawa Besar, 27 April 2025–Ketua Gerakan Moral Penyambung Aspirasi Rakyat (Gempar), Saprianto Tonil, mengobarkan semangat warga Kecamatan Lantung dan Lopok untuk bangun dari ketertinggalan dan menuntut hak mereka dari aktivitas tambang yang dijalankan PT Sumbawa Juta Raya (SJR). Dalam orasinya, Saprianto menegaskan, tidak ada istilah “lingkar tambang” dalam Undang-Undang, sehingga seluruh wilayah terdampak berhak mendapatkan prioritas.

Ia menyoroti minimnya akses dan manfaat yang diterima warga.

“Akses jalan harus tetap melalui Lopo-Lantung-Ropang! Jika tidak dipenuhi, kami siap menduduki Pangulir di Desa Ranan,” tegasnya.

Lebih jauh, Saprianto mengungkapkan bahwa selama ini tidak ada program Corporate Social Responsibility (CSR) dari perusahaan yang benar-benar menyentuh warga Lopok hingga Ropang.

“SJR sudah mengantongi izin produksi, bukan sekadar eksplorasi. Sesuai UU Minerba terbaru, perusahaan wajib mengutamakan pekerja lokal dan merealisasikan CSR-nya tanpa tawar-menawar!” teriaknya di hadapan warga yang membara semangatnya.

Tak hanya itu, Gempar mendesak perusahaan membuka data nilai CSR yang telah disalurkan, jumlah tenaga kerja lokal yang diserap, kebutuhan tenaga kerja saat konstruksi dan produksi, hingga data perusahaan lokal yang menjadi mitra.

Tokoh Pemuda Lantung, Yosi Larian, juga memperkuat desakan ini. Ia mempertanyakan kontribusi nyata SJR terhadap pembangunan Sumbawa, setelah belasan tahun beroperasi.

“Jangan hanya mengatasnamakan pengembangan pengusaha lokal, sementara pekerjaan besar diberikan ke pekerja asing dan negara lain. Yang kita inginkan adalah keadilan! Pekerja lokal diberdayakan, pengusaha lokal diperkuat,” seru Yosi.

Ia juga mendesak adanya transparansi penuh dalam pengelolaan CSR, termasuk kepemilikan saham masyarakat lokal di perusahaan tambang yang kini menguasai empat blok wilayah, dengan target produksi 25.000 once emas per tahun, belum termasuk potensi mineral lainnya seperti tembaga.

“Sudah saatnya masyarakat bangkit dan menuntut haknya! Ini bukan soal keuntungan pribadi, ini soal keadilan untuk generasi Sumbawa ke depan,” tutup Saprianto dan Yosi kompak.

Share Now