Sumbawa Besar–Di berbagai lokasi kampanye dialogis, Calon Wakil Bupati Sumbawa, H. Burhanuddin Jafar Salam, SH,HM. dengan tegas menyampaikan komitmennya dalam menciptakan Pemilu yang bersih dan bebas dari politik uang (Money Politic).
Dalam upaya untuk mewujudkan hal tersebut, BJS sudah membentuk Satuan Tugas khusus per TPS, disebut Satgas Anti-Bagi Uang. Satgas ini akan bertugas untuk mengawasi praktik-praktik politik uang yang sering terjadi selama masa kampanye dan pemilu.
Politik uang berbahaya bagi masyarakat karena mengabaikan nilai dalam kehidupan bermasyarakat di mana pemimpin dipilih berdasarkan kapabilitas dan visi misi, bukan berdasarkan transaksi finansial. Selain itu, politik uang juga dapat mengikis kesadaran etika etika bermasyarakat kita dan anak cucu kita kedepannya. Masyarakat yang seharusnya memilih berdasarkan visi, misi, dan kemampuan calon justru termotivasi oleh keuntungan jangka pendek yang diterima saat pemilu.
“Bahaya ini, saya tidak main main, bagaimana mau menciptakan pemimpin yang bermutu, pemimpin yang membawa perubahan untuk Tau dan Tana Samawa, sementara yang dilakukan Praktik bagi bagi uang. Perubahan macam apa coba? Catat, janji perubahan itu hanya kedok, sementara di balik layar ada aliran dana besar yang diduga kuat diarahkan untuk membeli suara rakyat. Tidak usah berbicara perubahan, kami datang membawa perubahan namun beli suara, awasi,” tegas BJS kepada satgas anti bagi uang per tps ini dan seluruh relawan Haji MO BJS Se Kabupaten Sumbawa.
BJS mengatakan, jangan berharap perubahan akan datang dari seorang pemimpin yang terbiasa melakukan praktik bagi-bagi uang. Pemimpin yang menjadikan uang sebagai alat untuk meraih kekuasaan dan dukungan hanya akan memperkuat kepentingan pribadinya, bukan rakyat yang diwakilinya. Selama praktik seperti ini masih terus berlangsung, keadilan dan kesejahteraan akan tetap menjadi impian yang jauh. Untuk membangun masa depan yang lebih baik, kita membutuhkan pemimpin yang jujur, adil, dan benar-benar peduli pada kepentingan rakyat, bukan yang terjebak dalam lingkaran praktik uang.
“”Hal ini menekankan pentingnya integritas dan komitmen seorang pemimpin pada kebaikan bersama, bukan pada transaksi atau politik uang yang hanya menguntungkan segelintir orang. Ila Tau Samawa kalau suaranya tergaidaikan,” ungkap BJS.
Menurutnya bahwa praktik ini juga merugikan masyarakat dalam jangka panjang. Para calon yang memenangkan pemilihan dengan mengandalkan politik uang sering kali memiliki dorongan untuk “mengembalikan modal” setelah terpilih. Hal ini dapat memicu praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang di pemerintahan, yang akhirnya merugikan pembangunan daerah dan kualitas pelayanan publik.
Oleh karena itu imbuhnya, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran bermasyarakat yang berjiwa gotong royong dan adab edab dan menolak praktik politik uang. Memilih calon berdasarkan kompetensi dan integritas akan berdampak positif bagi masa depan daerah dan bangsa secara keseluruhan. Pemerintah dan aparat hukum juga diharapkan lebih tegas dalam menangani kasus politik uang agar pemilu dapat berjalan dengan lebih bersih dan jujur.
Nilai nilai gotong royong dalam bermasyarakat akan hilang dengan praktek bagi uang ini, beli suara dengan uang. Betapa susahnya kedepan para RT/RW kita, ketika mengajak masyarakatnya untuk bergotong royong, masyarakat akan bilang “ada uangnya nggak?”
Masyarakat tidak akan malu lagi, karena sudah di biasakan dengan uang. Ini yang saya maksud merusak adab edab kita dalam bermasyarakat, tergeser nilai nilai saling satingi saling tulung.
Satgas Anti-Bagi Uang ini tidak hanya bertujuan untuk mengawasi dan mencegah, tetapi juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memilih calon pemimpin yang bersih dan memiliki integritas. Dengan adanya Satgas ini, BJS berharap dapat meminimalisir pengaruh buruk dari praktik politik uang dan menciptakan pemilu yang adil, transparan, dan berintegritas tinggi.
Ia menekankan bahwa masyarakat memiliki hak untuk memilih berdasarkan visi dan program kerja, bukan karena iming-iming uang. Dengan Satgas ini, ia ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama melawan praktik politik uang dan memastikan bahwa masa depan daerah ditentukan oleh pilihan yang jujur dan murni. (LPS)