Single News

Dampak Perubahan Iklim Pada Sektor Pertanian (Studi Kasus di Desa Batu Alang)

Oleh : Riska Apriliani, Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Teknologi Sumbawa

Perubahan iklim menjadi tantangan besar bagi sektor pertanian, khususnya di Desa Batu Alang. Tulisan atau Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dampak perubahan iklim terhadap produktivitas pertanian. Menggunakan metode kualitatif melalui wawancara dengan dua petani lokal, penelitian ini menemukan bahwa kekeringan menyebabkan penurunan hasil panen hingga . Di sisi lain, curah hujan yang cukup memberikan keuntungan bagi petani karena sawah terairi tanpa perlu menyedot air dari sungai. Hasil penelitian menunjukkan pentingnya strategi adaptasi perubahan iklim untuk mempertahankan produktivitas pertanian.

Perubahan iklim ialah sebuah permasalahan penting yang menjadi ancaman serius bagi semua manusia di Bumi. Satu hal yang pasti, permasalahan ini bukan sebuah permasalahan yang dapat selesai dengan sendirinya Tanpa adanya upaya yang dilakukan manusia (Luthfia dkk.,2019).

Perubahan iklim merupakan sesuatu yang sulit untuk dihindari dan

Memberikan dampak terhadap semua sektor kehidupan. Sektor pertanian,

Merupakan sektor yang paling rentang terhadap perubahan iklim.Kondisi ini

Mengakibatkan adanya ancaman yang cukup serius bagi ketahanan pangan.

Berbagai studi menyebutkan bahwa tanpa dilakukan adaptasi terhadap perubahan

Iklim, produksi tanaman pangan pada tahun 2050 diperkirakan akan mengalami

Penurunan yang cukup signikan terutama padi yang merupakan produk pertanian

Perubahan iklim menjadi tantangan besar bagi sektor pertanian, terutama di wilayah pedesaan seperti Desa Batu Alang. Perubahan pola cuaca, seperti kekeringan yang berkepanjangan dan hujan ekstrem, berdampak langsung pada produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.

Desa Batu Alang merupakan wilayah agraris yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada hasil tani. Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan iklim seperti kekeringan berkepanjangan dan curah hujan yang tidak menentu telah berdampak pada hasil panen petani. Saat musim kemarau, petani harus menyedot air dari sungai untuk mengairi sawah, yang meningkatkan biaya operasional. Sebaliknya, musim hujan yang optimal membantu meningkatkan efisiensi irigasi dan meringankan beban ekonomi petani.

Perubahan iklim telah menyebabkan perubahan pola cuaca, termasuk meningkatnya frekuensi dan intensitas kekeringan di berbagai daerah, termasuk Desa Batu Alang. Kekeringan yang berkepanjangan membawa dampak signifikan terhadap produktivitas pertanian, khususnya bagi petani yang bergantung pada air hujan.

Penurunan Hasil Panen akibat Kekeringan

Kekeringan panjang menyebabkan hasil panen padi menurun hingga 30%. Petani melaporkan bahwa tanah menjadi kering dan retak, sehingga tanaman sulit tumbuh optimal.

Keuntungan Musim Hujan

Saat curah hujan cukup, petani merasa terbantu karena sawah terairi secara alami tanpa perlu menyedot air dari sungai. Hal ini mengurangi biaya irigasi, yang sebelumnya mencapai 20% dari total pengeluaran operasional.

Meskipun hujan membawa keuntungan, pola hujan yang tidak menentu juga bisa menjadi tantangan. Jika hujan turun terlalu deras atau dalam waktu yang lama, risiko banjir dapat muncul dan merusak tanaman. Oleh karena itu, penting bagi petani untuk memahami pola cuaca dan mempersiapkan strategi adaptasi.

Adaptasi yang Dilakukan Petani

Untuk mengatasi dampak kekeringan dan memanfaatkan musim hujan dengan optimal, beberapa langkah adaptasi yang dapat diterapkan adalah: Membangun Infrastruktur Pengelolaan Air. Petani dapat membangun embung atau kolam tadah hujan untuk menyimpan air saat musim hujan dan menggunakannya selama musim kering. Memanfaatkan air hujan secara optimal dengan membuat saluran irigasi sederhana.

Perubahan iklim memberikan dampak serius terhadap sektor pertanian di Desa Batu Alang. Kekeringan mengurangi hasil panen, sementara curah hujan yang cukup menjadi faktor yang membantu efisiensi irigasi. Petani membutuhkan dukungan berupa teknologi dan pelatihan adaptasi untuk mempertahankan produktivitas di tengah perubahan iklim

Namun, di tengah tantangan tersebut, terdapat juga peluang jika musim hujan membawa curah hujan yang cukup. Petani merasakan pengurangan biaya operasional terkait irigasi ketika sawah terairi secara alami. Meskipun demikian, fluktuasi cuaca yang ekstrim tetap dapat menimbulkan risiko, seperti banjir yang dapat merusak tanaman.

Share Now