Sumbawa Besar—Komunitas #Ambil Peran, yang menyelenggarakan Curhat Buka Tipis-Tipis dan catatan Nurdin Ranggabarani (Tokoh politik NTB), pada Kamis (19/09/24) lalu, berhasil mengungkap sejumlah keresahan dan isi hati para pegiat komunitas di NTB khususnya di Kabupaten Sumbawa.
Komunitas #Ambil Peran adalah komunitas independent dan menjadi wadah sejumlah komunitas warga maupun organisasi profesi, kemasyarakatan dan sosial di Nusa Tenggara Barat. Komunitas ini digagas oleh Iqbaluddin Huzaini, Jeihan Farah Nabila dan Muhammad Kaniti.
Kegiatan diskusi santai yang menghadirkan Calon Gubernur NTB—DR. Lalu Muhammad Iqbal, di BESKEM Café and Kitchen tersebut, menjadi sorotan dan pusat perhatian publik Sumbawa Besar.
Para perwakilan komunitas yang mengikuti juga berbicara keresahannya di hadapan Lalu Muhammad Iqbal, mulai dari perwakilan komunitas nelayan yang diwakili tokoh pesisir—Tison Sahabuddin Bungin, Lembaga Penyandang Disabilitas—dr. Nuzul D Prasatyo dan pelaku UMKM—Fahrurrizki (Nyemin).
“Kebijakan terhadap pengentasan kemiskinan bagi nelayan belum menyentuh dan bahkan nelayan kita sering menjadi korban kebijakan pemerintah tanpa adanya solusi konkret. Misalnya penggunaan alat bantu tangkap mesin kompresor, nelayan dilarang menggunakan tapi tidak ada solusi alat pengganti. Tentu hal ini menjadi masalah,” ungkapnya.
Sementara itu, Komunitas penyandang disabilitas, menyatakan, bahwa mereka membutuhkan sentuhan dan perhatian khusus dari pemerintah. Selama ini keberadaan mereka nyaris tidak mendapatkan perhatian serius. Ke depan hal ini diharap menjadi perhatian bagi Gubernur NTB nantinya.
“Kami di Lembaga Peduli Penyandang Disabilitas secara mandiri mendirikan secretariat dan mengkover ribuan penyandang disabilitas se Pulau Sumbawa. Secretariat kami di Desa Nijang, Kecamatan Unter Iwes. Semoga keberadaan kami juga diperhatikan pak Iqbal nantinya jika diamanatkan menjadi Gubernur,” harapa dokter Nuzul.
Komunitas UMKM, Fahrur Rizki, menyoal pelibatan pengusaha UMKM dalam pelaksanaan MotoGP di Mandalika yang mana tahun ini hanya diberikan kesempatan 2 UMKM untuk mewakili Kabupaten Sumbawa. Pihaknya juga merasa perhatian untuk UMKM Sumbawa hanya sebelah mata.
Secara Khusus, acara yang dipandu Koordinator Kabupaten #Ambil Peran—Muhammad Kaniti, menghadirkan tokoh politik NTB—Nurdin Ranggabarani SH.,MH., Nurdin yang merupakan politisi senior yang berkarir dari DPRD Sumbawa sebagai pimpinan hingga menduduki kursi wakil rakyat di DPRD Propinsi NTB, mengeluarkan catatannya selama 5 tahun kepemimpinan Gubernur sebelumnya di NTB.
Menggunakan bahasa sindiran, Nurdin di hadapan DR. Lalu Muhammad Iqbal, menegaskan agar tidak usah menjanjikan pembangunan jembatan Lombok-Sumbawa. Apalagi pembangunan rel kereta api cepat trans Pulau Sumbawa.
“Cukup pelihara jalan raya nasional dan jalan raya Propinsi, sehingga tidak terabaikan dan rusak parah. Agar dapat kami lalui dengan nyaman,” kata Nurdin.
Masih kata Nurdin, tidak usah menjanjikan rakyat pembangunan kilang minyak di Teluk Saleh. Cukup kawal saja ketersediaan dan kendalikan harga agar gas Elpiji dan BBM subsidi tidak langka dan harganya tidak dipermainkan. Itu sudah lebih dari cukup.
“Jangan prank kami dengan konektivitas transportasi laut Labuhan Badas-Surabaya PP. Konektivitas Pulau-Pulau Kecil. Nyatanya, KMP Swarna Bahtera hanya berlayar sekali dan setelahnya tak ada kabar berita lagi,” ketus Nurdin Ranggarabani.
Menanggapi curhatan para komunitas dan catatan Nurdin Ranggabarani, DR Lalu Muhammad Iqbal, di hadapan para audiens yang tumpah ruah menyaksikan dan mendengarkan curhatan-curhatan tersebut mengaku prihatin dan menjadikan hal ini sebagai bahan masukan untuk dituangkan di penjabaran visi misi dan program kerjanya nanti.
Menurut Lalu Muhammad Iqbal, sungguh ironi manakala sumber daya alam NTB khususnya Sumbawa yang begitu melimpah tidak mampu menjadi jawaban dalam menyelesaikan masalah kemiskinan dan persoalan yang disampaikan para panelis komunitas.
“Komitmen saya untuk menjadi pemimpin semua golongan, semua tokoh, semua Kabupaten. Saya ucapkan hal yang sama di setiap kesempatan. Perbedaan jadi menteri dan Gubernur adalah Menteri urusannya satu sektor. Kalau Gubernur urusannya diberikan amanah untuk mengurus satu wilayah dan akan dia pertanggungjawabkan di hari akherat nanti,” ungkap Lalu Muhammad Iqbal. (Lps)